Generasi Z adalah generasi yang lahir pada tahun 1997-2012. Mereka tumbuh di era digital dan memiliki akses mudah ke informasi dan teknologi. Namun, di balik kemudahan tersebut, ada juga tantangan dan masalah yang dihadapi oleh Gen-Z, terutama dalam hal kesehatan mental, moral, dan etika.
Beberapa kebiasaan buruk yang sering dilakukan oleh Gen-Z antara lain adalah:
- Kurang fokus dengan satu hal. Mereka cenderung mudah bosan dan berpindah-pindah minat. Mereka juga sulit untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi dan ketekunan.
- Lebih tertarik dengan sesuatu yang instan daripada prosesnya. Mereka ingin hasil yang cepat dan mudah tanpa mau bersusah payah. Mereka juga kurang sabar dan bersyukur dengan apa yang mereka miliki.
- Menaruh perhatian lebih pada uang dan materi. Mereka menganggap bahwa kebahagiaan dan kesuksesan bergantung pada seberapa banyak harta yang mereka kumpulkan. Mereka juga sering tergiur dengan gaya hidup konsumtif dan hedonistik.
- Emosi yang kurang stabil karena usia yang masih muda. Mereka mudah tersinggung, marah, sedih, atau stres karena berbagai hal. Mereka juga kurang mampu mengendalikan emosi dan mengungkapkan perasaan mereka secara sehat.
- Tidak toleran dengan perbedaan. Mereka cenderung bersikap eksklusif dan merasa superior dengan kelompok atau agama mereka sendiri. Mereka juga kurang menghargai dan menghormati orang-orang yang berbeda dari mereka, baik dalam hal keyakinan, pandangan, budaya, maupun orientasi seksual.
- Melakukan perilaku negatif yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Misalnya, tindak kekerasan, seks bebas, aborsi, kejahatan seksual, penyimpangan seksual, pornografi, pornoaksi, narkoba, perundungan, penghinaan agama, praktik prostitusi, dan sejenisnya.
Kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut tentu saja tidak sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai Islam yang mengajarkan tentang ketaqwaan, kebaikan, keadilan, toleransi, dan persatuan. Oleh karena itu, diperlukan solusi yang efektif untuk mengatasi kebiasaan buruk Gen-Z dengan pendidikan Islam yang kontekstual.
Pendidikan Islam kontekstual adalah pendidikan yang menghubungkan antara ajaran Islam dengan realitas sosial yang dihadapi oleh Gen-Z. Pendidikan ini tidak hanya mengajarkan tentang ritual ibadah, tetapi juga tentang bagaimana cara berpikir, bersikap, dan bertindak sebagai muslim yang baik di tengah masyarakat yang plural dan dinamis.
Pendidikan Islam kontekstual dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
- Menggunakan metode pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan. Metode ini dapat menarik perhatian dan minat Gen-Z yang mudah bosan dan berpindah-pindah. Metode ini juga dapat melatih keterampilan berpikir kritis, analitis, dan solutif yang dibutuhkan oleh Gen-Z untuk menghadapi berbagai masalah.
- Memberikan materi yang relevan, aktual, dan aplikatif. Materi ini dapat menjawab kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh Gen-Z dalam kehidupan sehari-hari. Materi ini juga dapat memberikan solusi dan alternatif yang sesuai dengan ajaran Islam.
- Menanamkan nilai-nilai Islam yang universal, humanis, dan inklusif. Nilai-nilai ini dapat membentuk karakter dan kepribadian Gen-Z yang taqwa, baik, adil, toleran, dan bersatu. Nilai-nilai ini juga dapat mencegah dan mengurangi perilaku negatif yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
- Memberikan contoh dan teladan yang baik dan inspiratif. Contoh dan teladan ini dapat berasal dari guru, orang tua, tokoh agama, tokoh masyarakat, atau tokoh sejarah yang memiliki kualitas dan prestasi yang luar biasa. Contoh dan teladan ini dapat menjadi motivasi dan dorongan bagi Gen-Z untuk berprestasi dan berkontribusi.
- Mendaftarkan pendidikan ke SMKS 1 Parahyangan untuk mendapatkan pendidikan islam yang kuat dan sesuai dengan kebutuhan remaja, pendidikan ini juga nantinya akan sangat berguna didunia industri, SMKS 1 Parahyangan berkomitmen untuk menguatkan pemikiran islam, perbaikan etika dan ilmu pengetahuan yang relevan dengan yang dibutuhkan oleh murid, silahkan klik disini untuk info PPDB 2024 di SMKS 1 Parahyangan
Dengan pendidikan Islam kontekstual, diharapkan Gen-Z dapat mengatasi kebiasaan buruk mereka dan menggantinya dengan kebiasaan baik yang sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai Islam. Dengan demikian, Gen-Z dapat menjadi generasi yang berkualitas, berdaya saing, dan berakhlak mulia.
Sumber Luar:
Kompasiana.com
Tirto.id
Voa-islam.com
27 Comments
putri cahaya · January 26, 2024 at 11:37
era digital ada era yang memiliki akses mudah ke informasi dan teknologi. Namun, di balik kemudahan tersebut, ada juga tantangan dan masalah yang dihadapi oleh Gen-Z, terutama dalam hal kesehatan mental, moral, dan etika.Kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut tentu saja tidak sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai Islam,jdi hindari kebiasaan buruk karna kebiasaan buruk itu dapat merubah diri kita menjadi lebih buruk bahkan lebih buruk dri kebiasaan tersebut
putri cahaya · January 26, 2024 at 11:38
era digital adalahmemiliki akses mudah ke informasi dan teknologi. Namun, di balik kemudahan tersebut, ada juga tantangan dan masalah yang dihadapi oleh Gen-Z, terutama dalam hal kesehatan mental, moral, dan etika.Kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut tentu saja tidak sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai Islam,jauhila kebiasaan buruk sebelum kebiasaan itu menjadi mempengaruhi diri kita
widdya VIII · January 26, 2024 at 11:51
Artikel di atas berjudulkan
“Mengatasi Kebiasaan Buruk Gen-Z dengan Pendidikan Islam Kontekstual”. Yang artinya kita sebagai remaja Gen-z perlu pendidikan Islam, agar kita tau mana hal yang baik di lakukan atau buruk untuk di lakukan dalam Islam, dan dijelaskan pada artikel tentang menghargai, pendidikan Islam juga dapat mengajarkan kita tentang menghargai, pentingnya untuk kita menghargai semua orang, maupun dari hal terkecil, kita harus bisa menghargai.
widdya VIII · January 26, 2024 at 11:52
Artikel di atas berjudulkan
“Mengatasi Kebiasaan Buruk Gen-Z dengan Pendidikan Islam Kontekstual”. Yang artinya kita sebagai remaja Gen-z perlu pendidikan Islam, agar kita tau mana hal yang baik di lakukan atau buruk untuk di lakukan dalam Islam, dan dijelaskan pada artikel tentang menghargai, pendidikan Islam juga dapat mengajarkan kita tentang menghargai, pentingnya untuk kita menghargai semua orang, maupun dari hal terkecil sampai hal terbesar.
isni nh · January 26, 2024 at 11:39
Gen z tumbuh di era digital dan memiliki akses mudah ke informasi dan teknologi, mereka cenderung individualis dan malas untuk berfikir kritis, lebih mengandalkan teknologi yang ada, sperti AI. Masalah sepele memang, tpi dampaknya sangat besar bagi keberlangsungan bangsa.
“Menggunakan metode pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan. Metode ini dapat menarik perhatian dan minat Gen-Z yang mudah bosan dan berpindah-pindah. Metode ini juga dapat melatih keterampilan berpikir kritis, analitis, dan solutif yang dibutuhkan oleh Gen-Z untuk menghadapi berbagai masalah.”
ini merupakan kutipan yang bermanfaat, dan salah satu solusi serta metode yg sangat pas untuk Gen Z.
Tiwi cahya · January 26, 2024 at 12:02
Maka kita harus menghindari kebiasaan buruk kita harus membiasakan , kebiasaan yang baik , kebiasaan buruk dihapus dari diri kita
Kebiasaan yang baik simpan dari diri kita
Tiwi cahya · January 26, 2024 at 12:03
Maka kita harus menghindari kebiasaan buruk kita harus membiasakan , kebiasaan yang baik , kebiasaan buruk dihapus dari diri kita
Kebiasaan yang baik simpan dari diri kita
ayo hapus kebiasaan buruk dari diri kita
Dini aminah · January 26, 2024 at 11:40
Maka dari itu kita jangan biasa dengan mengatasi kebiasaan buruk dan harus di gantikan dengan kebiasaan baik
chapii · January 26, 2024 at 11:46
artikel ini membahas mengenai kebiasaan buruk generasi z dalam kehidupan sehari hari yang dimana memerlukan sebuah solusi untuk merubah kebiasaan buruk tersebut demi dirinya sendiri maupun orang lain dan masa depannya. dalam artikel ini kutipan yang saya sukai adalah pada bagian bahwa pendidikan islam kontekstual ini tidak hanya mengajarkan tentang ritual ibadah, tetapi juga tentang bagaimana cara berpikir, bersikap, dan bertindak sebagai muslim yang baik di tengah masyarakat yang plural dan dinamis. dalam hal ini, kita sebagai remaja yang pastinya akan menjadi penerus di hari hari kedepannya harusnya memiliki sikap atau kebiasaan yang baik karna hal itu akan berpengaruh pada kehidupan sehari hari. dalam kasus gen-z tidak sedikit bagian dari generasi ini yang kurang dalam pengetahuannya mengenai islam, yang dimana seharusnya hal ini menjadi suatu hal yang paling penting yang harus dipelajari karna akan berguna untuk di dunia bahkan sampai akhirat. oleh karena itu kita semua memerlukan bimbingan lebih dengan mempelajari apa yang pernah Rasulullah SAW ajarkan demi kebaikan dimasa depan, yang dimana hal ini juga akan mengubah pemikiran bahkan sikap kita ke depannya akan bagaimana. mempelajari islam adalah suatu hal yang teramat penting setidaknya kita bisa membedakan apa yang benar dan salah, juga perlahan akan mengubah kebiasaan buruk kita untuk menjadi lebih baik lagi dan bersikap sesuai dengan syariat terlebih ditengah kondisi masyarakat yang bisa dibilang terlalu banyak kebebasan, jadi mempelajari ilmu islam itu sangatlah penting.
Dini aminah · January 26, 2024 at 11:55
Artikel ini membahas mengenai tentang “Mengatasi Kebiasaan Buruk Gen-Z dengan Pendidikan Islam Kontekstual”artikel ini cukup menarik dan berpengaruh bagi kehidupan sehari-hari.
Ivo Raisa · January 26, 2024 at 11:47
Artikel di atas membahas kebiasaan buruk yang sering dilakukan oleh Generasi Z (Gen-Z) dan mengusulkan solusi melalui pendidikan Islam kontekstual. Gen-Z sering mengalami kurangnya fokus, keinginan hasil instan, orientasi pada uang dan materi, emosi yang kurang stabil, ketidaktoleranan terhadap perbedaan, dan perilaku negatif. Pendidikan Islam kontekstual disarankan sebagai solusi dengan metode pembelajaran aktif, materi relevan, penanaman nilai Islam, dan teladan positif. Dengan demikian, Gen-Z dapat menjadi generasi yang berkualitas, berdaya saing, dan berakhlak mulia.
Lala sitriyani · January 26, 2024 at 11:47
kurangnya aktivitas fisik, kurangnya perhatian terhadap kesehatan mental, dan ketergantungan pada teknologi. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua individu dalam suatu generasi memiliki kebiasaan yang sama.dan kebiasaan kebiasaan buruk mereka tidak sesuai dengan nilai nilai yang mengajarkan Islam ketaqwaan dan kebaikan oleh karena itu diperlukan pendidikan Islam.
Santi · January 26, 2024 at 11:47
Mengatasi kebiasaan buruk Generasi Z dengan pendidikan Islam kontekstual merupakan pendekatan yang positif. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam pendidikan, dapat membentuk karakter dan etika yang sejalan dengan ajaran agama. Namun, perlu dipastikan bahwa pendidikan ini relevan dengan konteks zaman dan dapat memahami tantangan serta realitas kehidupan Generasi Z. Sebuah pendekatan holistik yang mencakup aspek psikologis, sosial, dan teknologi akan membantu mencapai tujuan tersebut secara efektif.
Helma Nha. 7 · January 26, 2024 at 11:52
Sebaiknya kita meninggal kan hal – hal yang buruk dan belajar untuk menanamkan hal – hal yang lebih baik untuk di biasakan dalam diri kita, karena hal – hal yang buruk akan memunculkan dampak negatif bagi diri kita sedangkan jika kita melakukan hal – hal yang baik pasti akan memunculkan dampak yang positif,, maka dari itu kita harus membiasakan untuk melakukan hal² yang positif di bandingkan hal² yang negatif..
Dian A Lestari · January 26, 2024 at 12:22
gen z hidup di masa digital dan bergantung terhadap teknologi terutama media sosial, dalam kehidupan sehari-hari gen z hanya menggunakan mobile phone dan mengabaikan kesehatan, moral dan etika. untuk menghindari kebiasaan buruk di kalangan gen z, penting untuk membangun kesadaran diri, membatasi waktu menggunakan teknologi, dan mencari kegiatan positif. komunikasi terbuka dengan orang tua dan teman juga dapat membantu menjaga kesehatan mental dan emosional.
Tiwi · January 26, 2024 at 11:56
Maka kita harus menghindari kebiasaan buruk kita harus membiasakan , kebiasaan yang baik
chika klas8 · January 26, 2024 at 11:57
memang pada jaman ini sudah banyak sekali yang digital digital.hal-hal yang digital mempunyai positif dan negatifnya, positifnya adalah dapat mempermudah kehidupan sehari hari. tapi, yang digital digital dapat memicu hal yang negatif contoh nya kebiasaan malas pada anak anak usia remaja mereka tidak mau yang repot repot mereka hanya ingin yang instan atau mereka tidak mau usaha dengan sendiri, mereka hanya mengandalkan alat alat yang digital. kita sebagai gen-z harus tau pendidikan islam kontektstual biar kita menjadi orang yang bertaqwa, baik, adil, toleran.
Seftia Aprilianti · January 26, 2024 at 11:58
Untuk mengatasi hal tersebut maka salah sarus Untuk mengatasi hal tersebut kita harus bijak menggunakan teknologi, karena dizaman sekarang memisahkan diri dari perangkat digital itu cukup sulit. Salah satu kelemahan yang sering dikaitkan dengan Gen-Z adalah ketergantungan mereka pada teknologi, terutama yang berbasis internet. Maka dari itu kita harus bijak menggunakan internet dengan baik.
Nazma monica · January 26, 2024 at 12:00
Mengatasi kebiasan buruk Gen-z ialah seperti hindari perbuatan yang tidak baik agar Gen-z belajar bersungguh² tetap menjalani agama kita masing² menjalani perbuatan yang buruk bagi Gen-z agar tetap menjaga nama baik Gen-z,maka dari itu harus belajar bersungguh sungguh hindari perlakuan yg tidak baik dan perlakuan yg sangat mencernakan perlakuan buruk, jaga pikiran kita tidak boleh berpikir yg tidak baik, kita harus menjaga nama baik orang tua nama baik kita dan nama baik sekolah,dan yg harus kita lakukan adalah membanggakan orang tua,sekolah dan nama baik kita
Decha Damayanti · January 26, 2024 at 12:01
Untuk mengatasinya kebiasaan buruk gen-z dengan menerapkan pendidikan Islam kontekstual ialah
Kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut tentu saja tidak sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai Islam yang mengajarkan tentang ketaqwaan, kebaikan, keadilan, toleransi, dan persatuan. Oleh karena itu, diperlukan solusi yang efektif untuk mengatasi kebiasaan buruk Gen-Z dengan pendidikan Islam yang kontekstual.
Pendidikan Islam kontekstual adalah pendidikan yang menghubungkan antara ajaran Islam dengan realitas sosial yang dihadapi oleh Gen-Z. Pendidikan ini tidak hanya mengajarkan tentang ritual ibadah, tetapi juga tentang bagaimana cara berpikir, bersikap, dan bertindak sebagai muslim yang baik di tengah masyarakat yang plural dan dinamis.
Dapat juga dilakukan dengan beberapa cara seperti yang ada di dalam artikel seperti
Menggunakan metode pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan, Memberikan materi yang relevan, aktual, dan aplikatif, Menanamkan nilai-nilai Islam yang universal, humanis, dan inklusif, Memberikan contoh dan teladan yang baik dan inspiratif.
Cesky · January 26, 2024 at 12:03
Pendidikan islam konteksual dapat dilakukan dengan beberapa caranya. Menggunakan metode pembelajaran yang kreatif .aktif Dan menyenangkan. Metode ini dapat menarik perhatian dan yang minat Gen-Z yang mudah bosan dan berpindah²
Zahra · January 26, 2024 at 12:03
Untuk mengatasi nya harus bijak menggunakan internet dengan baik,,remaja sekarang mempentingkan internet yang berlebihan sehingga bisa mengakibat kan kesulitan untuk diri sendiri contohnya,, kecanduan media sosial.maka dari itu bijak ² lah menggunakan media sosial
Aulia yasaroh (SMP) · January 26, 2024 at 12:04
Untuk menghindari kebiasaan buruk Gen-z tidak boleh terlalu sering bermain hp,bermain hp seperlu nya aja,efek minus nya Gen-z:terlalu percaya diri, sehingga selalu mengutamakan ego dalam menyelesaikan masalah.kita juga tidak sabaran, cenderung menyelesaikan masalah, sehingga bisa sulit membedakan antara realitas dan maya
Ayuu · January 26, 2024 at 12:06
“Mereka tumbuh di era digital dan memiliki akses mudah ke informasi dan teknologi. Namun, di balik kemudahan tersebut, ada juga tantangan dan masalah yang dihadapi oleh Gen-Z, terutama dalam hal kesehatan mental, moral, dan etika.” Saya setuju dengan cuplikan kalimat tersebut walaupun Gen-Z merasakan kemudahan dalam beberapa hal karena adanya teknologi yang semakin canggih namun Gen-Z juga merasakan kesulitan dalam hal yang sudah tertera dalam cuplikan diatas.
Dan dengan adanya pendidikan islam kontekstual semoga dapat mengubah kebiasaan buruk Gen-Z secara perlahan karena saya sadari sebagai generasi yang tumbuh di era digital saya pribadi merasakan beberapa kebiasaan buruk yang tertera diatas seperti kurang fokus pada satu hal dan emosi yang kurang stabil. Salah satu cara melakukan pendidikan islam konstekstual adalah dengan menggunakan metode pembelajaran yang aktif dan menyenangkan meetode tersebut dapat membuat Gen-Z dapat berfikir kritis
Windya Nurrizky Alifia Khairunnisa ( SMP ) · January 26, 2024 at 12:10
Gen-Z tumbuh di era digital dan memiliki akses mudah ke informasi dan teknologi. Namun, dibalik kemudahan tersebut, ada beberapa tantangan dan masalah yang dihadapi oleh Gen-Z, terutama dalam hal kesehatan mental, moral, dan etika.
Beberapa kebiasaan buruk yang seringkali dilakukan oleh Gen-Z adalah :
1. Kurang fokus/tidak fokus terhadap satu hal
Gen-Z cenderung mudah bosan dan mudah berpindah-pindah terkait dengan minat mereka, Gen-Z juga sulit untuk menyelesaikan suatu hal yang cenderung membutuhkan konsentrasi dan ketekunan.
2. Lebih tertarik dengan sesuatu yang instan daripada prosesnya
Gen-Z biasa nya ingin hasil yang cepat dan mudah, yang sat-set dapet, mereka tidak mau bersusah payah dan berusaha, Gen-Z juga cenderung kurang sabar dan kurang bersyukur dengan apa yang mereka punya.
3. Emosi yang kurang stabil
Gen-Z mudah tersinggung, marah, sedih, atau stres, di usianya yang bisa dibilang masih muda. Gen-Z juga kurang mampu untuk mengendalikan emosi mereka.
4. Tidak toleran dengan perbedaan
Gen-Z juga cenderung kurang menghargai terhadap teman atau orang-orang di sekitar nya yang berbeda dengan mereka, berbeda SARA( Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan ). Gen-Z biasa nya suka mengejek atau membully orang yang berbeda dengan mereka.
Kebiasaan-kebiasaan buruk yang sering mereka lakukan tentu saja tidak sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai Islam yang mengajarkan tentang ketaqwaan, kebaikan, keadilan, toleransi, dan persatuan. Oleh karena itu, solusi yang efektif untuk mengatasi kebiasaan buruk Gen-Z adalah dengan pendidikan Islam yang kontekstual.
Pendidikan Islam kontekstual adalah pendidikan yang menghubungkan antara ajaran Islam dengan realitas sosial yang dihadapi oleh Gen-Z. Pendidikan ini tidak hanya mengajarkan tentang ritual ibadah, tetapi juga tentang bagaimana cara berpikir, bersikap, dan bertindak sebagai muslim.
Berikut solusi Pendidikan Islam kontekstual dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
1. Menggunakan metode pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan
Metode ini membuat kalangan Gen-Z menjadi lebih kreatif, dan terampil, sehingga mereka jadi tidak mudah berpindah-pindah dengan minat yang mereka punya.
2. Memberikan materi yang relevan, aktual, dan aplikatif
Materi ini dapat memberikan solusi dan alternatif yang sesuai dengan ajaran Islam.
3. Memberikan contoh dan teladan yang baik dan inspiratif
Contoh dan teladan yang baik ini dapat berasal dari guru, orang tua, tokoh agama, tokoh masyarakat, atau tokoh sejarah yang memiliki kualitas dan prestasi yang luar biasa. Contoh dan teladan ini dapat menjadi motivasi dan dorongan bagi Gen-Z untuk berprestasi dan berkontribusi.
Gen-Z biasanya memiliki kebiasaan buruk yang seringkali mereka lakukan, sehingga kebiasaan buruk tersebut harus diatasi dengan hal-hal yang positif, maka Pendidikan Islam kontekstual ini adalah solusi yang tepat untuk mengatasi kebiasaan buruk para kalangan Gen-Z.
Bintang alexia · January 26, 2024 at 12:13
Kita juga harus fokus dengan satu gak,lebih tertarik dengan suatu yang instan dari pada prosesnya menaruh perhatian materi dari pada uang, dan kita harus sopan dengan lebih yang tua memberikan contoh yang teladan kepada di bawah umur kita memberikan prilaku negatif kepada orng lain
Dini aminah · January 26, 2024 at 12:27
Dengan pendidikan Islam kontekstual, diharapkan Gen-Z dapat mengatasi kebiasaan buruk mereka dan menggantinya dengan kebiasaan baik yang sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai Islam. Dengan demikian, Gen-Z dapat menjadi generasi yang berkualitas, berdaya saing, dan berakhlak mulia.ITU YANG SAYA SUKA DARI ARTIKEL INI