Bullying: Luka Sosial yang Harus Kita Hentikan
Bullying Itu Nyata, Bukan Sekadar Candaan

Kasus bullying di Indonesia terus meningkat. Bentuknya beragam: fisik, verbal, hingga cyberbullying. Banyak korban mengalami depresi, kehilangan semangat belajar, bahkan ada yang sampai bunuh diri.
Di sekolah, bullying sering dianggap hal biasa. Padahal data menunjukkan banyak siswa SD, SMP, dan SMK pernah mengalaminya. Cyberbullying bahkan melonjak tajam. Semua ini membuktikan bahwa bullying bukan sekadar “guyonan” atau “tradisi anak sekolah”, melainkan masalah serius yang merusak masa depan generasi muda.
Kenapa Bullying Terjadi?
Lingkungan sosial kita sering tidak sehat:
- Keluarga sibuk, komunikasi berkurang, anak kehilangan sosok pembimbing.
- Pergaulan toxic: mengejek demi konten, terbiasa melihat kekerasan di film atau game, empati jadi tumpul.
- Sekolah kadang menutup kasus demi citra, pelaku tidak diberi hukuman tegas, korban dianggap lemah.
Akibatnya, bullying berulang dan dianggap normal.
Perspektif Islam: Bullying Itu Haram
Islam jelas melarang merendahkan orang lain. Allah berfirman agar kaum beriman tidak saling mengejek, karena bisa jadi yang diejek lebih baik daripada yang mengejek. Rasulullah saw. juga menekankan pentingnya kasih sayang, menghormati yang lebih tua, dan melindungi sesama.
Artinya, bullying bukan hanya salah secara sosial, tapi juga dosa besar.
Solusi Menyeluruh
- Keluarga: Orang tua harus jadi pendidik pertama, mengajarkan ibadah, akhlak, dan kasih sayang sejak dini.
- Sekolah: Bukan sekadar tempat belajar ilmu, tapi juga membentuk karakter Islami. Guru harus jadi teladan dan menciptakan suasana aman.
- Negara: Wajib melindungi anak-anak dari segala bentuk kezaliman. Bullying yang menyebabkan depresi atau kematian harus dihukum tegas.
Bullying dan Sekularisme
Bullying bukan hanya masalah individu, tapi juga akibat sistem yang menuhankan kebebasan tanpa batas. Dalam kapitalisme, orang dihargai karena harta, fisik, atau popularitas. Yang kuat menekan yang lemah.
Islam berbeda. Standar kemuliaan bukan kekayaan atau ketenaran, tapi ketakwaan. Allah menilai hati dan akhlak kita, bukan penampilan luar. Karena itu, Islam menolak budaya merendahkan dan menanamkan kasih sayang serta saling melindungi.
Penutup
Bullying adalah luka sosial yang harus dihentikan. Islam menawarkan solusi dari akar masalah: memperkuat keluarga, membangun pendidikan berakhlak, dan menghadirkan negara yang benar-benar melindungi rakyatnya.
Kalau kita ingin lingkungan yang aman dan sehat, kembali pada aturan Allah SWT adalah jalan terbaik. Dengan itu, lahirlah generasi yang kuat, berakhlak mulia, dan bebas dari kekerasan.
✨ Pesan untuk remaja:
Kalian sedang berada di masa pencarian jati diri. Jangan biarkan budaya merendahkan orang lain jadi bagian dari identitas kalian. Generasi hebat bukan yang menekan yang lemah, tapi yang berani melindungi, menghargai, dan menyebarkan kebaikan.
0 Comments